Jumat, 21 Maret 2014

"The Purple Forest"

Translated & Retold by
RichardHusein

Ada sebuah hutan yang dikenal dengan nama "Hutan Ungu". Hutan ini selalu diselimuti kabut yang senada dengan julukannya.
Tak ada seorang pun yang bisa tinggal di dalamnya.
Itulah rumor yang beredar sehingga banyak yang mengabaikan keberadaan hutan ini.
Namun, entah mengapa dari dalam hutan justru selalu terdengar sebuah nyanyian misterius yang tak pernah diketahui dari mana asalnya.

Suatu senja, ada seorang pengembara yang memasuki hutan ungu karena ketidaktahuannya.
Sayup-sayup, ia mulai mendengar suara nyanyian.
Ia mencoba mencari asal suara itu dan benar saja, pengembara itu pun bertemu dengan seorang gadis.

Gadis itu bernyanyi di bawah pohon besar. Ia duduk ditemani hembusan angin yang mengiringi alunan lagunya.
Sang pengembara sangat terkesima.

Perlahan, pengembara tadi ikut bernyanyi bersama sang gadis hingga membuatnya terkantuk.
Tak lama kemudian, pengembara itu sudah terlelap dalam tidurnya.

Kabut ungu yang menyelimuti hutan pun mulai berubah warna menjadi lebih gelap. Mendekap erat keberadaan siapapun yang ada di dalamnya.

Ia terbangun dan melihat sebuah cahaya yang perlahan muncul dari dalam kabut. Cahaya mengagumkan layaknya aurora yang biasa menari di atas sana. Suatu keindahan yang belum pernah dilihatnya sebelumnya.

"Apa aku sedang bermimpi?". Pikirnya.

Ia mulai berjalan menghampiri cahaya itu. Ia terus berjalan hingga sosoknya hilang diantara pekatnya kabut.
Sebuah keindahan yang mengantarkannya menuju keabadian.

Sang gadis kembali bernyanyi di bawah pohon besar. Seorang diri.

"Hari demi hari aku terus bernyanyi dan tak pernah merasa kesepian.

Kita duduk di sini, bernyanyi bersama.

Karena kau ada di sampingku."

Gadis itu terus bernyanyi, berharap kau bisa melihat dan mendengar seluruh keindahan yang dimiliki hutan ini.
Ya, ia berharap agar suatu saat kau bisa menghampirinya hingga terperangkap, sama seperti pengembara tadi.

Jauh di luar sana, ada seorang wanita tua yang berjalan bersama cucunya. Wanita tua itu mendapati sebuah ekspresi kagum dari raut wajah sang cucu. Sebuah kekaguman yang dipancarkan dari wajah tanpa dosa.

Wanita itu berhenti sejenak, dan menatap lekat ke arah cucu kesayangannya.

"Dibalik indahnya pepohonan dan kabut itu, sebenarnya ada sesuatu yang benar-benar harus kau ingat. Jangan pernah sekalipun memasuki hutan itu karena jika kau melakukannya, maka kau akan terperangkap dan tak akan pernah bisa keluar."

Anak itu mendongak dan menatap ke arah sang nenek.
"Tak akan pernah?".

"Ya. Takkan pernah untuk selamanya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar